BANDARLAMPUNG — Perekonomian Lampung pada triwulan II 2025 tetap solid dengan tumbuh sebesar 5,09% (yoy), meskipun melandai dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya yang sebesar 5,47% (yoy). Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan II 2025 atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan (2010) masing-masing tercatat sebesar Rp134,40 triliun dan Rp76,05 triliun.Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,67% (yoy), tetap kuat meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan eksternal, kinerja ekspor tumbuh sebesar 7,50% (yoy), tetap kuat meskipun melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya didukung oleh meningkatnya permintaan antar provinsi dan permintaan komoditas ekspor utama (kopi robusta dan CPO) yang melanjutkan peningkatannya. Lebih lanjut, kinerja investasi tumbuh sebesar 5,31% (yoy) yang terutama merupakan investasi bangunan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas konstruksi.
Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,67% (yoy), tetap kuat meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan eksternal, kinerja ekspor tumbuh sebesar 7,50% (yoy), tetap kuat meskipun melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya didukung oleh meningkatnya permintaan antar provinsi dan permintaan komoditas ekspor utama (kopi robusta dan CPO) yang melanjutkan peningkatannya. Lebih lanjut, kinerja investasi tumbuh sebesar 5,31% (yoy) yang terutama merupakan investasi bangunan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas konstruksi.Realisasi pertumbuhan ekonomi Lampung yang baik pada triwulan II 2025 juga tercermin dari sisi lapangan usaha (LU), utamanya LU Industri Pengolahan, serta LU Industri Perdagangan Besar dan Reparasi Kendaraan. Kinerja LU Industri Pengolahan tumbuh sebesar 9,97% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya seiring berlanjutnya peningkatan permintaan domestik dan masih kuatnya kinerja total ekspor didorong oleh perdagangan antar provinsi, serta permintaan komoditas ekspor utama (kopi robusta dan CPO). Adapun kinerja LU Perdagangan Besar dan Reparasi Kendaraan juga kuat dengan tumbuh sebesar 7,34% (yoy), turut menguat dari triwulan sebelumnya sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan, yakni kenaikan omset penjualan riil yang didorong oleh permintaan domestik yang kuat. Lebih lanjut, kinerja LU utama lainnya seperti LU Konstruksi serta LU Transportasi dan Pergudangan masing-masing tercatat melanjutkan pertumbuhan positif sebesar 6,14% (yoy) dan 7,52% (yoy).
Bank Indonesia memandang kinerja perekonomian Lampung yang positif akan terus berlanjut, meski beberapa risiko perlu diwaspadai. Pada tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Lampung diprakirakan meningkat dalam kisaran 4,6 – 5,3% didukung oleh permintaan domestik, terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi seiring dengan kenaikan UMP sebesar 6,5% pada pekerja di
LU utama. Kemudian, kinerja investasi turut diprakirakan kembali melaju seiring dengan memudarnya ketidakpastian politik. Sementara dari sisi eksternal, kinerja ekspor diprakirakan termoderasi sejalan dengan penurunan produksi kopi robusta Lampung di tengah tetap tingginya harga kopi dunia. Lebih lanjut, dalam rangka menjaga prospek pertumbuhan yang lebih baik, setidaknya terdapat 3 (tiga) hal yang perlu menjadi perhatian ke depan: pertama, peningkatan produktivitas sisi hulu dan mitigasi dampak perubahan iklim terhadap sektor primer; kedua, penguatan hilirisasi pertanian berbasis komoditas unggulan yang berkelanjutan; dan ketiga, penguatan kinerja net ekspor melalui peningkatan daya saing komoditas unggulan, diversifikasi produk industri pengolahan, dan perluasan pasar tujuan ekspor. Lebih lanjut, Bank Indonesia Provinsi Lampung bersinergi dengan Pemda untuk melakukan peningkatan PAD melalui percepatan digitalisasi SP, serta mendorong investasi melalui Lampung Economic & Investment Forum (LEIF) 2025.(Red)